Teman datang, lalu pergi ...
Segelintir diantaranya datang memberanikan
diri,
Mengetuk pintu hati dengan jari-jari bernama
peduli,
Kemudian bertanya,
Bisakah orang asing menjadi layaknya
saudara??
Perkenalanku
dengan mereka dimulai dari sebuah rutinitas padat selama sebulan bernama
matrikulasi. Bagaimana tidak padat? Berangkat jam 7, pulang jam 3. Sedikit
beruntung jika tak ada menu perpustakaan sepulang dari sana. Kabar baiknya, tak
perlu sendiri saat waktu makan malam tiba J
Tak
berpindah dari kelas bernama 302 lantai 3 gedung S2/S3 FMIPA UGM, percakapan
demi percakapan terjadi. Perkenalan pun tanpa basa-basi.Logat-logat yang
berbeda membuat semua terasa nyata. Nusantara bertemu dalam naungan bernama
Gadjah Mada.
Saat status
mahasiswa pascasarjana resmi disandang, kesibukan semakin menjadi. Jujur, aku
takjub dengan semangat belajar yang tak kenal lelah itu. Perpustakaan, belajar
kelompok, belajar mandiri. Selalu tampak membaca buku, mendiskusikan bermacam-macam
materi. Memang, bagi kami saat itu, mempelajari analisis, statistika dan
aljabar lanjut sekaligus memang tak bisa seorang diri.
Mengingat
dengan jelas bagaimana Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester pertama
yang kita lewati.
Berita drop
out menyeruak tak terkendali. Khawatir.. takut..
Bagi kami
saat itu, tak ada yang lebih kami butuhkan kecualimata yang membaca lebih
sering dari biasanya.Tangan yang menulis lebih sering dari biasanya. Otak yang
berpikir lebih sering dari biasanya. Serta mulut yang senantiasa berdoa.
Selalu ada
jalan ... Akan selalu ada jalan ...
Ujian tengah
semester dan ujian akhir semester lainnya bercerita hal yang sama. Kita, apapun
hasilnya, mengupayakan semaksimalnya.
Melewati itu
semua dalam setidaknya empat semester, tidak menjadikan kami menjadi mahasiswa
kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang).
Beban materi
yang demikian berat menjadi alasan yang sangat menarik untuk berkumpul melepas
penat seharian. Kadangkala terlontar ide untuk berkelana. Mengunjungi beberapa
tempat bersama-sama.
Salah satu
perjalanan kita adalah piknik dengan membawa masakan sendiri, menggelar koran
dan menikmatinya dihadapan hujan. Hanya nasi goreng dan kerupuk, sebenarnya.
Tapi dengan bercanda saat memakannya, bersama kalian di tengah alam terbuka, sungguh
sekali lagi aku ingin mengulanginya.
Pacitan,
kota lahirku akhirnya menjadi salah satu tujuan kita. Hanya direncanakan sehari
sebelumnya, akhirnya rencana yang pernah tertunda ini pun terlaksana. Tiga hari
dua malam. Aku perkenalkan kota kecil di ujung barat daya jawa timur. Aku yakin
kalian tak akan melupakan bagaimana kalian sampai ke kota kecil yang
dikelilingi banyak hutan dan pegunungan itu. Tempat itu akan selalu ramah,
kapanpun kalian datang. Berharap, setiap tempat dari kalian bisa pula aku
kunjungi. Suatu saat nanti.
Di
kesempatan lain, kereta api menjadi pilihan alat transportasi backpacker kita.
Bandung menjadi tujuan. Kota dingin yang memiliki banyak cerita seru yang kita
simpan. Dua hari satu malam. Masihdan masih saja kita tertawa saat menceritakan
itu semua.Drama tengah malam di Lembang. Benar, aku ketakutan malam itu. Tapi
sekarang, tertawa, lupa betapa aku panik keluar saat angkot kita berhenti di
tengah perjalanan. Menghadang beberapa pengendara yang salah satu dari kita
mencurigai bahwa mereka adalah komplotannya. Benar-benar ... aku tak akan
bilang aku ingin mengulanginya. Tapi, keseruan itu, aku tau aku akan
merindukannya.
Di hari
terakhir, sebuah tugu di ITB kita abadikan. Sekali teman tetaplah teman. Bahkan
tanpa tugu itu ada, kalimat ini tetaplah ada, ada untuk kita.
Perjalanan ini
benar-benar membuatku kaya J
Perjalanan di
Jogja, Pantai Wedi Ombo menjadi pilihan kita. Perjalanan seharian yang memukau
mata. Hanya kita yang ada di sana, bersama ombak dan pasir, menghabiskan sore
yang berakhir dengan hadirnya bulan sabit pertama. Berkendara melewati malam
yang gelap dan dingin dari ujung tenggara Yogyakarta. Berhenti di kota, mengisi
perut, dan saling bercerita. Jika malam itu tak bergegas larut, cerita-cerita
itu tak akan ada habisnya.
Dengan
kereta api di perjalanan yang selanjutnya, Bandung menjadi persinggahan.
Berlanjut dengan bus menuju Cianjur sebagai kota tujuan. Perjalanan panjang
dengan membawa doa tulus dari hati yang terdalam.
Rasanya
ingin aku mengunjungi setiap kabar gembira dari kalian. Namun, jika nusantara
ini begitu luas untuk kusambangi, ingatlah perjalanan ini. Doa ini adalah doa
yang sama, doa yang mengharapkan bahwa bahagia akan selalu kalian bawa.
Perjalanan
kecil lain dari perjalanan kita, mengunjungi berbagai sudut dari Jogja. Menapak
jejak kita bersama-sama. Entah berapa tempat yang telah kita datangi, merekam
banyak hal yang telah terjadi, saksi bisu pertengkaran-pertengkaran kecil yang
kita alami. Yaa, kisah ini bukanlah kisah yang hanya kita isi dengan tawa dan
canda bahagia. Kisah ini layaknya kisah pada umumnya, marah dan kecewa pernah
ada, saling beradu pendapat, mengernyit dahi, dan bahkan memilih diam tak saling bicara untuk beberapa
lama.
Kita pernah dewasa bersama,
Kita tata kebersamaan layaknya keluarga,
Marah dan kecewa seperti halnya saudara,
Namun, kebersamaan selalu bicara ...
Kita baik-baik saja, apapun yang terjadi
sebelumnya
Yaa,
keluarga ini bernama mahameru. Mahameru Mencari Cinta.
Nusantara
itu adalah sepuluh orang yang bertemu karena mimpi. Menjalani 2 tahun lebih di
jogja, lagi-lagi karena mimpi. Sepuluh orang yang kemudian masing-masing akan
pergi, kembali karena mimpi.
Mereka
inilah nusantara itu, Laskar Mahameru.
1. Kelana
Juanda Kelana Putra. Datang dari ujung barat Indonesia, Aceh.
Bersuku aceh dan sangat hobi bernyanyi J
Kalau lagi karaokean, lagu wajibnya adalah lagunya Melly Goeslaw
(bimbang), lagunya Peterpan (Bintang di Surga), dan lagu melayu.
Terbiasa memanggilnya dengan “Hemo” karena cara dia tertawa mirip
dengan Hemo-hemo di Ninja Boy. Hahaha
Tapi, tak diduga, dia memanggil teman-teman yang lain dengan sebutan serupa. Jadilah kami para
hemo-hemo -.-“
Mudah sekali sakit “asam lambung naik” membuatnya tak bisa telat
makan.
Yang paling diingat dari menu yang dipesannya adalah “jus jambu ga
pakai es dan ga pakai biji”. Itu nulisnya panjang banget lho kel :p
Selain itu, dia lumayan gampang juga demam dan masuk angin kalo
kena hujan. Ditambah telat makan akan membuatnya bersendawa dan mondar-mandir
kesana kemari mencari minyak angin (berdasarkan laporan orang-orang terpercaya
haha).
Dia tinggal di gunung (dengan kamar yang mirip kamar ninja hatori)
tapi lebih sering menghabiskan waktu di pogung. Kost (cowok) siapa yang belum
pernah dipake menginap sama kelana? :p
Kelana termasuk orang yang bisa mengiyakan segala permintaan.
Terkadang, kami (baca: aku) jadi usil menjahilinya. Hehehe ...
Selain itu, dia punya bakat menjadi pelawak :p Entah, apapun itu,
yang sebenarnya biasa aja, bisa aja dia ceritakan sampai membuat orang tertawa
terpingkal-pingkal.
Kelana |
2. Radhi
Muhammad Radhi. Datang dari kota besar di Sumatera Utara, Medan.
Bersuku melayu, hobi basket, membaca, dan IT.
Komik-komik Conannya banyak, novel-novelnya juga. Aku mau pinjem
“Bumi”nya tere liye ga kesampaian Bang -.-“
Kalau lagi karaokean, lagu wajibnya adalah lagunya Sandy Sandoro,
lagunya Tulus. Terkadang duet sama Kelana (lagunya Linkin Park)
Terbiasa memanggilnya dengan “Bang Radhi”, perawakan yang besar
memang cocok dijadikan abang kita :D hehehe
Yang paling diingat dari menu yang dipesannya adalah “Milkshake
strawberry”. Hahaha ... Gugurlah kesan sangar bang Radhi ...
Setelah 2,5 tahun di Jogja, bang Radhi tak segemuk dulu. Wajahnya
pun tak sebulat dulu. Bang, diet??
Tim favorit bang Radhi AC Milan, makasih buat pembelian sarung
bantalnya ya bang. :D
Bang Radhi termasuk orang yang on-time, terbuka terhadap pendapat,
dan seperti orang medan pada umumnya, bang Radhi termasuk orang yang keras.
Bersama laskar mahameru yang lain, bang Radhi bisa juga menjadi
pelawak kayak Kelana.
Saat catatan ini ditulis, Bang Radhi udah balik ke Medan. Sedang
mempersiapakan pernikahannya dengan Kak Lia. Eaa.. eaa.. eaa...
3. Ulfi
Ulfi Hanum. Datang dari kota besar dan panas di Riau, Pekan Baru.
Tapi, Ulfi ini lebih “Padang” menurutku hehehe
Bersuku Minang, hobi nonton dan tidur. Film runningmannya banyak
banget dulu. Kalau pas nginap di kostnya yang lama, pasti nonton. Kalo gak,
pasti lg ditelpon ...
Dekat sekali dengan adek-adeknya, terutama sama si Faiz dan si Ican
:D
Salam yah pii buat Faiz :D
Ulfi termasuk orang yang lama dalam membuat keputusan dalam
memesan makanan, apalagi minuman. Hehehe
Dan sering berubah-ubah juga ... Mungkin karena itu, aku ga ingat
dengan makanan atau minuman yang paling sering dia pesan.
Ulfi termasuk orang yang jarang makan malam. Bener, pi? :D
Tapi, yang kuingat, Ulfi doyan kopi, gak begitu suka krim dan gula
...
Lagu wajib ulfi saat karaokean adalah lagunya Bruno Mars. Kalau
ga, nimbrung ikut-ikut nyanyi lagu yang dibawain temen-temen.
Ulfi orang yang pinter masak, cakap dalam urusan rumah tangga,
ramah, tapi kalau lagi badmood, kacaulah semua. Hehehe ...
Aku terbiasa memanggilnya dengan sebutan “Upi”. Dulu, pas pertama
menyebut itu, dia heran. Aku sendiri menyebut “Upi” karena “Upi” lebih enak
diucap daripada “Ulfi”. Hahaha ...
Ulfi |
4. Iim
Iim Abul Karim. Hanya dengan melihat namanya, aku tau bahwa dia
orang Sunda. Datang dari kota bernama Sukabumi, Jawa Barat, meskipun Plat motornya adalah plat Lampung.
Untuk lebih memastikan, bagaimana kalau kita suruh dia tiba-tiba
menyebut kata dengan huruf “f” di dalamnya :D Contohnya : Afie, hahahaha ...
Iim jarang nimbrung karaokean sama kita-kita, jadi aku ga tau lagu
wajib dia. Kalau lagi makan, iim berubah-ubah juga. Yang aku tau dia doyan
semuanya. Hehehe ...
Ohya, hati-hati kalo lagi makan bareng sama iim. Karena kalo iim
lagi kepedesan, minuman siapapun di dekatnya bisa dihabiskannya. Hahaha ...
Iim adalah satu-satunya dari laskar mahameru yang sudah menikah.
Dia tipikal orang yang rajin dan alim. Hobi touring dengan motor,
mungkin itulah alasan dia berani sukabumi-jogja dengan motor -.-“
Iku adoh banget kan yoo.. (baca : itu jauh banget kan ya)
Iku adoh banget kan yoo.. (baca : itu jauh banget kan ya)
Iim |
5. Anas
Anas Yoga Nugroho. Datang dari tetangganya Jogja, kota yang bernama
Magelang, dan bersuku Jawa. Benar-benar asli Jawa.
Dia punya saudara bernama Yoga dan Nugroho -.-“
(Sepertinya masa-masa itu sudah lama tidak kau ulangi bero hahaha)
Dia hobi bikin kata-kata galau (ampuuunn berooo), futsal sama PS,
Psnya PS bola. Tim favoritnya adalah Barcelona.
Terbiasa memanggilnya “Bero”, singkatan dari “Berotot senar,
bertulang kayu”. Ini karena ditimpuk sedikit, anas pasti bilang “Aduh, sakit
boss” .
(Guyon manehh beroo :p )
Lagu wajib anas saat karokean adalah lagunya Sheila on 7. Kalau
ga, dia duet sama ikram.
Menu yang sering dipesan anas adalah Fuyunghai dan Coffemik. Kalau ga, dia pesan susu. Anas
jarang banget makan jenis mie-mie-an ...
Anas tipikal orang jawa banget. Cara bicaranya medok, ngomongnya
alus, jawa bangetlah ya. Tapi meski begitu, anas lumayan rame. Ide-idenya bisa
kemana-mana. Editan fotonya juga entah apa-apa. Selooo banget bero? :D hahaa
Dia suka ngegalau ga jelas di facebook dulu. Meski begitu,
tulisan-tulisan dia lumayan bagus. Ngesastra ... Nulis lagilah Bero ...
Anas |
6. Nana
Nana baik ramah cantik. Eaa eaa eaaa..... hahahaha
Lina Dwi Khusnawati, nama panggilannya ada berbagai macam, tergantung orangnya yang memanggil. Misalnya nih, Ikram memanggilnya dengan Dinda, Kelana Memanggilnya dengan Hemo, Anas memanggilnya dengan Bos, Riyad memanggilnya dengan Lina, Bang Radhi dan Didin memanggilnya Nana.
Lina Dwi Khusnawati, nama panggilannya ada berbagai macam, tergantung orangnya yang memanggil. Misalnya nih, Ikram memanggilnya dengan Dinda, Kelana Memanggilnya dengan Hemo, Anas memanggilnya dengan Bos, Riyad memanggilnya dengan Lina, Bang Radhi dan Didin memanggilnya Nana.
Gadis ini bersuku asli Jawa, tepatnya di
Pacitan Jawa Timur. Rajin membaca dan suka menulis. Kalau mau dibilang
perhatian, ia yang paling perhatian dengan teman-temannya, terutama si Ikram..
Cie cie cie... jadi wajar saja kalau si Ikram jatuh hati padanya... (Mudah2an
Si ikram tidak baca, ia pasti mengamuk kalau disinggung masalah ini, tapi
sebenarnya dianya suka juga sih... hehe). Gadis Pacitan ini boleh dibilang
sangat kreatif, karya-karyanya seperti mendesain foto di gelas, undangan, dan
lain-lain bisa bilang sangat bagus, bisalah bersaing si sama Anas. Bahkan
desain undangan nikah Iim, ia yang buat, WAWW. Siap-siap Na... Undangan Nikahku
dibuatin juga ya.. hehehe
Jangan tanya apa makanan kesukaanya,
karena yang paling sangat tahu apa kesukaan Nana, Ikramlah orangnya. Cie Cie
Cie...
Jangan tanya apa lagu favoritnya, Ikram jugalah yang paling tahu. Cie cie cie
Jangan tanya apa lagu favoritnya, Ikram jugalah yang paling tahu. Cie cie cie
7. Idris
Mohamad Idris. Datang dari kota cantik, Bali. Bersuku Bali,hobi
baca dan nonton TV. Mungkin itulah alasan mas idris disebut wikipedia. Dia
dapat info dari mana-mana, hehehe
Lagu wajibnya kalau lagi karokean adalah lagunya Slank dan Ungu.
Cinta dalam hati. Uhuk.. uhuk.. mas Idris curhat?? :D
Mas idris orangnya ga lebay, namun herannya kok banyak yang tau
tentang seseorang dari sumatra sana yah. :p
Kostum mas Idris kebanyakan kemeja kotak-kotak dengan sepatu olahraga
putih. Sepatunya selalu kelihatan baru, diapain e mas? Tipsnya dong :D
Mas Idris satu-satunya yang hapenya bertahan tanpa aplikasi
whatsapp. Benar-benar anti mainstream hehehe ...
Tentang menu yang dipesan, aku tak bisa mengingatnya karena seringkali
berbeda-beda.
Yang paling khas dari mas idris adalah tertawanya dan gerakan
jempol-telunjuknya, hahaha (Aku tau kalian pasti paham apa yang kumaksud) :D
8. Ikram
Ikramuddin. Datang dari kota Makassar, tapi sebenarnya berasal
dari Luwu Utara. Itulah kenapa dia bersuku Bugis.
Hobi Ikram adalah olahraga dan musik.
Gak ada lagu wajibnya saat karokean, dia selalu berganti ganti
lagu, tergantung dengan lagu yang lagi hits. Mungkin karena tiap hari udah
karokean aja di kost :p
Menu yang paling sering dipesan adalah “copy paste”. Ada yah??
Hahahaa
Iya, dia hobi mengcopy paste menu teman-teman yang lain.
Tapi sebenarnya dia hobi makan ikan. Rasanya menarik kalo
mendengar dia bercerita tentang bagaimana keseruan dia dan adiknya di Empang.
Ikram mudah sakit kepala. Biasanya terjadi kalau dia begadang.
Selama setidaknya 1 tahun, tekanan darahnya pernah tinggi. Membuatnya tidak
bisa benar-benar fokus pada perjuangan studi kita. Masih geli ketika ulfi
mengiris-iris bawang putih, sledri, memberi sedikit gula, kemudian
memblendernya, dan ikram melihatnya dengan tatapan yang tidak bisa
diterjemahkan. Untunglah sekarang sudah jauh lebih sehat yah :D
Tim favoritnya adalah Manchester United. Terima kasih atas
pembelian 1 set sprei-sarung bantal MU-nya :D
Aku terbiasa memanggilnya dengan “kakak”. Karena, meski dia paling
muda diantara kami, tapi dia bisa mengayomi. Aseekk ... Mungkin itu karena dia
punya 2 adik ...
9. Didin
Didin Adri. Sebenarnya aku ragu menulis ini, “adri didin” atau
“didin adri”??
Datang dari kota Bau-bau, Sulawesi Tenggara. Logat timurnya
kentara sekali.
Aku terbiasa memanggilnya dengan “Kaka Didin”, ikut-ikut cara Mona
dkk memanggilnya saat matrikulasi.
Hobi didin adalah fotografi dan jalan-jalan sendiri. Hehehe ...
Menu wajib dia adalah jus melon. Dimanapun, kapanpun. Katanya sih,
karena Rara (Eaaa ... )bilang kalau minum jus melon bakalan kuat begadang.
Berbeda dengan kebanyakan cowok lainnya, Didin anti banget dengan
lombok. Sekali aja Didin makan sesuatu yang pedas, bersin-bersinlah dia.
Ohyaa, dia sering sekali kena flu.
Lagu wajib Didin saat karokean adalah lagu India, soundtrack film
3 idiots. Yup, benar. Laki-laki Bau-Bau ini Indiahe banget. Bahkan saat
perjalanan di kereta api, musik yang diputernya musik india. Dia bisa tiba-tiba
bernyanyi, tak peduli orang-orang di sekitarnya memperhatikannya. Aku ga kenal
... Aku ga kenal ...
Didin tipe orang yang keras. Pendapatnya susah sekali dipatahkan.
Tapi sebenarnya dia bisa diajak bernegosiasi.
Didin bukan tipe pendendam, karena itulah dia sering jadi bahan
ledekan teman-teman.
10. Riyadh
Apriyanto. Datang dari kota besar di sulawesi selatan, Makassar.
Bersuku Makassar, dia menyatakan diri kalau nama panggilan dia adalah Riyadh.
Riyadh d’bean Candor. Katanya, d’bean candor berarti kacang
kejujuran. Kacang yang kalo dimakan hanya membuat orang-orang berkata yang
sebenarnya.
Jadi artinya, Riyadh tak pernah berbohong. Meski itu bukan berarti
dia mengatakan yang sesungguhnya. Hahaha ...
Aku terbiasa memanggilnya Apri, hal tersebut karena dia selalu
memanggilku Lina. Satu samalah yaa Prii.. :p
Riyadh hobi nonton film korea sama ngepoin artis-artis. Hahaha ...
Hobinya ini terdeteksi sejak dia tau jadwal syuting barefoot di Yogyakarta,
sebuah reality show dimana kim hyun joon ada.
Tim Favoritnya Riyadh adalah Arsenal.
Menu favorit Riyadh itu Fuyunghai, lebih tepatnya Fuyunghai tugu.
Setali tiga uang sama anas dan ulfi.
Ga ada lagu wajib Riyadh saat karokean, dia seringkali menyanyikan
lagu-lagu terbaru yang sedang hits saat itu.
Riyadh tipikal pengamat, mengomentari hal-hal kecil yang terkadang
kita lewatkan.
Jadilah, jika sepuluh laskar ini bertemu, ramailah semuanya.
Riyadh |
Merekalah
sahabat-sahabatku.
Berbeda-beda,
benar-benar berbeda satu sama lainnya.
Ada hal-hal
sepele yang tanpa sengaja menjadi ciri kita.
Tempat
berkumpul paling legendaris kita adalah Burjo Ikram, hehehe ... Dinyatakan
demikian karena burjo tersebut berada tepat di depan kost ikram.
Berjam-jam
berkumpul disana, kadang hanya membeli gorengan dua. Untung-untung ada yang
memesan mie rebus telor.
Karena
seringnya kita seperti itu, suatu malam kita terkena batunya. Berkumpul lama
disana, kemudian pergi begitu saja untuk makan malam. Kecewa karena pesanan tak
diantar-antar sedang malam semakin larut, kembalilah kalian ke sana. Dan sahlah
sudah, makan malam yang direncanakan berujung makan malam di burjo ikram.
Hahaha ...
Melepas
penat, tempat favorit karokean adalah Happy Puppy dengan lagu karokean wajib adalah
lagu Cherybelle.
Bayangkanlah
bagaimana kesepuluh orang itu menari-nari ala cherrybelle. Hahaha ...
Kita pun memiliki
agenda yang selalu bisa menyatukan kita. Rapat darurat. Sebatas modus karena
kita rindu makan bersama dan bercanda tawa. Cukuplah dengan ajakan “Rapat
darurat yuk” maka entah bagaimana semuanya bisa berkumpul bersama-sama.
Cerita terus saja bergulir...
Seakan tak ingin berhenti.
Lembaran-lembaran masih meminta untuk diisi.
Ribuan tempat meminta untuk kita kunjungi.
Tapi waktu kemudian bicara.
Waktu untuk tak lagi bersama akan segera
tiba...
Jogja, 2015.
Dua setengah
tahun bukan waktu yang sebentar, bukan.Namun, ternyata ... Bukan pula waktu
yang lama.
Layaknya
air, kita pernah bertemu dalam telaga. Disana untuk beberapa waktu. Saling
berbagi, saling mengisi.
Setiap dari
kita paham, saat tentang perpisahan akan datang.
Tak usahlah
berpikir tentang bagaimana yang pergi dan bagaimana yang ditinggalkan.
Karena
kebersamaan yang pernah terjadi ini sangatlah cukup untuk disyukuri.
Berharap doa
akan terus dipanjatkan.
Tentang
kabar gembira yang akan terus disampaikan.
Terima kasih
untuk kalian.
Terima kasih
karena pernah datang dan tinggal untuk sementara waktu.
Terima kasih
telah mengajarkanku,
Bahwa
sejatinya sahabat adalah mereka yang pernah kita syukuri keberadaannya.
Bahwa
sejatinya sahabat adalah mereka yang pernah kita sesali kepergiannya ...
Bahwa
sejatinya mereka adalah yang kita rindu kehadirannya, namun tak pernah kita
paksakan kedatangannya.
Mereka,
Orang-orang asing yang mengetuk pintu hati
dengan jari-jari bernama peduli.
Orang asing itu kusebut sahabatku.
Kusebut saudaraku ...
No comments:
Post a Comment